Psikologis Klinis dalam Internet
a.
Computer
Supported Cooperative Work
Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan
oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah
workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi
untuk memudahkan pekerjaan mereka. Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987, Dr. Charles
Findley mempresentasikan konsep collaborative learning-work. Menurut, CSCW
mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi
didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW
dengan groupware, namun yang
lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis
komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari
groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara
psikologi maupun sosial. CSCW adalah sebuah istilah generik, yang menggabungkan
pengertian bagaimana orang bekerja dalam sebuah kelompok dengan teknologi
pendukung berupa jaringan komputer, Perangkat keras, Perangkat lunak terkait, layanan, dan teknik.
b.
Test Psikologi Online
Anne
Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang
obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa
tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku
seseorang. Namun Brown menganggap bahwa ciri sistematis tersebut telah mencakup
pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.
Definisi yang lebih lengkap dapat
dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a person’s behavior and
describing it with the aid of a numerical scale or a category system”
(Cronbach, 1970).
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Psikotes adalah prosedur pemeriksaan yang
telah mengalami pembakuan, yang dimaksudkan untuk menyelidiki dan menetapkan
sifat-sifat psikis khusus individu; pengujian mental.
Psikotes adalah tes yang dilakukan untuk
mengukur aspek individu secara psikis. Tes dapat berbentuk tertulis, visual,
atau valuasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif
dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa.Tes ini dapat berbentuk tertulis,
proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur
fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.
Tujuan dilaksanakannya tes ini adalah
untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental
dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan,
kepribadian, dan intelegensi. Jadi, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitifnya,
kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang
mempengaruhi kecenderungan tersebut.
Dalam psikotes, kemampuan yang diukur
tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes
kepribadian, dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan
diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
c.
Psikoterapi
Psikoterapi
adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan
dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu
"Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan
"Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh
karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi
mental, atau terapi pikiran.
Orang yang
melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang
psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang
apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.
Psikoterapi
merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara
klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan
klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya
akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal.
Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
1.
Dari
segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional,
legal dan menganut kode etik psikoterapi.
2. Dari segi tujuan : untuk
mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau
meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3. Dari segi tindakan: seorang
psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang
sudah teruji efektivitasnya.
Psikoterapi
didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir,
proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah
dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
·
Menghapus,
mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
·
Mengatasi
pola perilaku yang terganggu.
·
Meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
·
Memperkuat
motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
·
Menghilangkan
atau mengurangi tekanan emosional.
·
Mengembangkan
potensi klien.
·
Mengubah
kebiasaan menjadi lebih baik.
·
Memodifikasi
struktur kognisi (pola pikiran).
·
Memperoleh
pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
·
Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
·
Meningkatkan
kemampuan dalam mengambil keputusan.
·
Membantu
penyembuhan penyakit fisik.
·
Meningkatkan
kesadaran diri.
·
Membangun
kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
·
Penyesuaian
lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Psikoterapi
berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis
sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat.
Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu
mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.
Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi
secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi
menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan
psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien
psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan
fisiknya.
Psikoterapi
bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya). Justru
psikoterapi hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang
mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin
meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah
urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Dalam
sesi Psikoterapi, Anda akan diajak membahas dan menganalisa hambatan psikologis
yang ada dalam diri Anda, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan
metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila
Anda ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan
kepada orang yang tidak mau dibantu.
Contoh : Psychoanalysis,
Gestalt Therapy, Cognitive Behavioural Therapy
tes psikotes online coba di
BalasHapushttps://kuis.online/psikotes-online
ujian Psikotes Online di Kuis.Online seru banget lho...
BalasHapus