Psikologi dan Internet dalam Lingkup
Transpersonal
A. Dampak sosial dari interaksi
manusia dan internet
Teknologi internet telah menjadi hal lumrah saat ini.
Berbagai sektor kehidupan bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Salah satu
yang tidak dapat dihindari adalah penggunaan internet di kalangan siswa sekolah
termasuk sekolah dasar. Orangtua perlu bijaksana mengenalkan teknologi ini pada
anak. Dari tinjauan pembelajaran, mengenalkan konsep digital kepada anak akan
menyiapkan mereka menghadapi perkembangan masa depan yang semakin diwarnai
ketergantungan pada teknologi.
Apabila
ditinjau dari segi positif terhadap psikologis seseorang internet mempunyai
dampak sebagai berikut:
a.
Membuat
masyarakat menjadi lebih inovatif dan kreatif karena mudahnya akses informasi
yang diberikan internet.
b.
Membuat
masyarakat lebih sadar mengenai hal-hal yang terjadi disekitarnya.
c.
Mengikis
kesenjangan informasi antara masyarakat desa dan kota, karena masyarakat desa
pun kini bisa mengakses informasi yang sama dengan masyarakat yang ada di perkotaan.
Sedangkan
efek negatif yang diberikan internet dilihat dari psikologisnya adalah sebagai
berikut:
a.
Mengikis
kecintaan masyarakat kepada budaya aslinya, akses mudah yang diberikan internet
mengenai dunia luar bisa mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.
b.
Mempengaruhi
pola pikir masyarakat menjadi sekularisme.
c.
Merusak
moral mayarakat dengan banyaknya situs porno dan perjudian.
Mengenai
dampak internet sebagai alat explorasi diri, para Psikolog memandang hal
tersebut tergantung dari pribadi si penggunanya. Tentu internet akan bermanfaat
jika mampu meningkatkan kehidupan seseorang, dan sebaliknya menjadi penyakit
jika membuat kacau kehidupan orang tersebut. Pengaruh buruk akan terjadi jika
internet digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang tidak
sadar bahwa lama-kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi sosial entah
karena keasikan ngebrowse atau karena internet dipakai sebagai
pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal itu
dapat terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang berbeda
pada saat online denganoffline. Motivasi dibalik itu
tentu berbeda antara satu orang dengan yang lain. Permasalahan akan rumit jika
alasannya adalah karena individu tersebut tidak puas/suka terhadap dirinya
sendiri (mungkin karena rasa minder, malu, atau merasa tidak pantas), lantas
menciptakan dan menampilkan kepribadian yang lain sekali dari dirinya yang
asli. Seringkali ia lebih suka pada kepribadian hasil rekayasa yang baru karena
tampak ideal baginya.
B. Global
Brain dan Peran Internet
Otak global (dalam bahasa Inggris: Global
brain) adalah sebuah metafora untuk jaringan komputer pengantar
informasi dan komunikasi planet yang saling menghubungkan seluruh manusia dan
peralatan teknologisnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu, jaringan ini
menyimpan banyak informasi, mengambil begitu banyak fungsi koordinasi dan komunikasi
yang sebelumnya dijalankan organisasi tradisional, dan menjadi amat cerdas, jaringan ini pun semakin mengambil peran sebagai otak bagi
planet Bumi. Pendukung hipotesis otak global mengklaim
bahwa internet semakin
lama semakin mengikat para penggunanya menjadi satu sistem pemroses informasi
yang berfungsi sebagai sebagian dari sistem saraf kolektif planet Bumi. Kecerdasan
jaringan ini bersifat kolektif atau tersebar,
tidak terpusat atau terlokalkan pada satu individu, organisasi, maupun sistem
komputer tertentu. Dengan demikian, tidak ada pihak yang dapat mengendalikannya.
Jaringan ini justru mengorganisir dirinya sendiri, atau muncul, dari analisis
jaringan dinamis pada interaksi antarkomponennya. Ini adalah sebuah sifat yang
sering disematkan pada sistem adaptif kompleks.
Ruang informasi world
wide web, secara khusus, berstruktur mirip dengan otak biologis:
laman-lamannya (yang berperan seperti neuron) terhubung dengan pranala (yang
berperan sebagai sinapsis), menciptakan jaringan asosiatif
yang dapat menghantarkan informasi. Analogi
ini diperkuat dengan kehadiran media sosial seperti Facebook. Pada situs tersebut, tautan
antara laman pribadi mewakili pertemanan dalam sebuah jaringan sosial yang dapat menghantarkan informasi
dari seorang manusia ke manusia lainnya.
Peran Internet
Mediasi
Mediasi merupakan suatu upaya
penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, dalam artian
yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak
yang bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak. Mediasi
juga disebut emergent mediation jika mediatornya merupakan anggota
dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan
pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin
memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider.
Adapun pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para
pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator
(seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg bersengketa)
untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap efektif
dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak mediator
ini berperan sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai salah satu mekanisme
menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak masyarakat dan
diterapkan kepada berbagai kasus konflik.
Model atau Kondisi Consciousness
Menurut teori Jung, seperti yang
dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi Kepribadian, consciousness muncul
pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur
kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai
mengenal manusia dan ojek disekitarnya. Menurut Jung, hasil pertama dari proses
diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego
berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang
bisa masuk ke kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau
karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan
menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan
memberi orang perasaan kontinuitas dan identitas.
Model atau Kondisi Collective Unconsciousness
Collective
unconsciousness disebut juga transpersonal unconscious, konsep asli Jung yang
paling kontroversial; suatu sistem psikis yang paling kuat dan paling
berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologik mengungguli ego dan ketidaksadaran
pribadi. Menurut Jung, evolusi makhluk (manusia) memberi cetak biru bukan hanya
mengenai fisik/tubuh tetapi juga mengenai kepribadian. Taksadar kolektif adalah
gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam wujud
manusia maupun leluhur pramanusia/binatang (ingat teori evolusi Darwin).
Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus
berulang lintas generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau
pikiran yang spesifik, tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk
bertindak) atau potensi untuk memikirkan sesuatu. Taksadar kolektif merupakan
fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya
dibangun ego, taksadar pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang
dipelajari dari pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh taksadar kolekif
yang menyeleksi dan mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taksadar pribadi dan
taksadar kolektif sangat membantu manusia dalam menyimpan semua yang telah
dilupakan/diabaikan., dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang sejarah.
Mengabaikan taksadar dapat merusak ego karena taksadar dapat membelokkan
tingkah laku menjadi menyimpang seperti phobia, delusi, dan simptom gangguan
psikologis. Isi utama dari taksadar kolektif adalah arketipe, yang dapat muncul
ke kesadaran dalam wujud simbolisasi.
sumber :
0 komentar:
Posting Komentar