Rabu, 21 Desember 2016

Psikologi dan Internet dalam Lingkup Transpersonal

A.  Dampak sosial dari interaksi manusia dan internet
      Teknologi internet telah menjadi hal lumrah saat ini. Berbagai sektor kehidupan bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Salah satu yang tidak dapat dihindari adalah penggunaan internet di kalangan siswa sekolah termasuk sekolah dasar. Orangtua perlu bijaksana mengenalkan teknologi ini pada anak. Dari tinjauan pembelajaran, mengenalkan konsep digital kepada anak akan menyiapkan mereka menghadapi perkembangan masa depan yang semakin diwarnai ketergantungan pada teknologi.

    Apabila ditinjau dari segi positif terhadap psikologis seseorang internet mempunyai dampak sebagai berikut:
a.   Membuat masyarakat menjadi lebih inovatif dan kreatif karena mudahnya akses informasi yang diberikan internet.
b.   Membuat masyarakat lebih sadar mengenai hal-hal yang terjadi disekitarnya.
c.   Mengikis kesenjangan informasi antara masyarakat desa dan kota, karena masyarakat desa pun kini bisa mengakses informasi yang sama dengan masyarakat yang ada di perkotaan.
     
  Sedangkan efek negatif yang diberikan internet dilihat dari psikologisnya adalah sebagai berikut:
a.   Mengikis kecintaan masyarakat kepada budaya aslinya, akses mudah yang diberikan internet mengenai dunia luar bisa mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.
b.   Mempengaruhi pola pikir masyarakat menjadi sekularisme.
c.   Merusak moral mayarakat dengan banyaknya situs porno dan perjudian.

      Mengenai dampak internet sebagai alat explorasi diri, para Psikolog memandang hal tersebut tergantung dari pribadi si penggunanya. Tentu internet akan bermanfaat jika mampu meningkatkan kehidupan seseorang, dan sebaliknya menjadi penyakit jika membuat kacau kehidupan orang tersebut. Pengaruh buruk akan terjadi jika internet digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang tidak sadar bahwa lama-kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi sosial entah karena keasikan ngebrowse atau karena internet dipakai sebagai pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal itu dapat terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang berbeda pada saat online denganoffline. Motivasi dibalik itu tentu berbeda antara satu orang dengan yang lain. Permasalahan akan rumit jika alasannya adalah karena individu tersebut tidak puas/suka terhadap dirinya sendiri (mungkin karena rasa minder, malu, atau merasa tidak pantas), lantas menciptakan dan menampilkan kepribadian yang lain sekali dari dirinya yang asli. Seringkali ia lebih suka pada kepribadian hasil rekayasa yang baru karena tampak ideal baginya.

B.  Global Brain dan Peran Internet
 
Otak global (dalam bahasa Inggris: Global brain) adalah sebuah metafora untuk jaringan komputer pengantar informasi dan komunikasi planet yang saling menghubungkan seluruh manusia dan peralatan teknologisnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu, jaringan ini menyimpan banyak informasi, mengambil begitu banyak fungsi koordinasi dan komunikasi yang sebelumnya dijalankan organisasi tradisional, dan menjadi amat cerdas, jaringan ini pun semakin mengambil peran sebagai otak bagi planet Bumi. Pendukung hipotesis otak global mengklaim bahwa internet semakin lama semakin mengikat para penggunanya menjadi satu sistem pemroses informasi yang berfungsi sebagai sebagian dari sistem saraf kolektif planet Bumi. Kecerdasan jaringan ini bersifat kolektif atau tersebar, tidak terpusat atau terlokalkan pada satu individu, organisasi, maupun sistem komputer tertentu. Dengan demikian, tidak ada pihak yang dapat mengendalikannya. Jaringan ini justru mengorganisir dirinya sendiri, atau muncul, dari analisis jaringan dinamis pada interaksi antarkomponennya. Ini adalah sebuah sifat yang sering disematkan pada sistem adaptif kompleks.
Ruang informasi world wide web, secara khusus, berstruktur mirip dengan otak biologis: laman-lamannya (yang berperan seperti neuron) terhubung dengan pranala (yang berperan sebagai sinapsis), menciptakan jaringan asosiatif yang dapat menghantarkan informasi. Analogi ini diperkuat dengan kehadiran media sosial seperti Facebook. Pada situs tersebut, tautan antara laman pribadi mewakili pertemanan dalam sebuah jaringan sosial yang dapat menghantarkan informasi dari seorang manusia ke manusia lainnya.

Peran Internet
Mediasi
Mediasi merupakan suatu  upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, dalam artian yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak. Mediasi juga  disebut emergent mediation jika mediatornya merupakan anggota dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider. Adapun pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak mediator ini berperan sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai salah satu mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak masyarakat dan diterapkan kepada berbagai kasus konflik.

Model atau Kondisi Consciousness
Menurut teori Jung, seperti yang dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi Kepribadian, consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai mengenal manusia dan ojek disekitarnya. Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk ke kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan memberi orang perasaan kontinuitas dan identitas.

Model atau Kondisi Collective Unconsciousness
Collective unconsciousness disebut juga transpersonal unconscious, konsep asli Jung yang paling kontroversial; suatu sistem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologik mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Menurut Jung, evolusi makhluk (manusia) memberi cetak biru bukan hanya mengenai fisik/tubuh tetapi juga mengenai kepribadian. Taksadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam wujud manusia maupun leluhur pramanusia/binatang (ingat teori evolusi Darwin). Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau pikiran yang spesifik, tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk bertindak) atau potensi untuk memikirkan sesuatu. Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun ego, taksadar pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang dipelajari dari pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh taksadar kolekif yang menyeleksi dan mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taksadar pribadi dan taksadar kolektif sangat membantu manusia dalam menyimpan semua yang telah dilupakan/diabaikan., dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang sejarah. Mengabaikan taksadar dapat merusak ego karena taksadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi menyimpang seperti phobia, delusi, dan simptom gangguan psikologis. Isi utama dari taksadar kolektif adalah arketipe, yang dapat muncul ke kesadaran dalam wujud simbolisasi.

 sumber : 


nama : Isnaini Asri
npm : 13515488
kelas : 2PA11
Desember 21, 2016   Posted by Isnaini Asri with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search