Kamis, 28 Desember 2017

Makalah Pengembangan Kreativitas dan Keterbakatan

Mengajar Kreatif

Hasil gambar untuk logo gunadarma

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Disusun oleh :
Amalia Nur Hasanah
10515603
Ferghana Ayuliastri
12515628
Isnaini Asri
13515488
Maya Ulfa Fitria
14515092

3PA11

Depok
November 2017




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................1
I.           Mengajar Kreatif ..................................................................................2
1. Memberikan Pemanasan (warming up)................................................................................................     2
2.     Pemikiran dan Perasaan Terbuka.................................................3
a.     Menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai.................................................................................     3
b.     Mencari penggunaan baru dari benda sehari-hari.......................................................................................     5
c.     Meningkatkan suatu produk suatu benda....................................................................................     6
II.         Daftar Pustaka ..................................................................................... 7




I.              Mengajar Kreatif

Menjelaskan dan menerapkan teknik mengajar secara kreatif meliputi :

1.      Memberikan Pemanasan (Warming Up)
Menurut Munandar (2002) Untuk menumbuhkan iklim atau suasana kreatif di dalam kelas yang memungkinkan siswa untuk membuka dirinya, merasa bebas dan aman untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya, guru perlu melakukan “pemanasan” (warming up), seperti di lakukan seseorang sebelum berenang, hanya di sini pemanasannya adalah secara mental. Jika sebelumnya siswa di dalam kelas di tuntut untuk mengerjakan berbagai tugas yang sangat berstruktur , seperti mengungalang apa yang diucapkan guru, menghafal nama-nama seperti mengerjakan tugas –tugas yang hanya mempunyai satu jawaban yang benar, seperti pada berhitung atau matematika, maka siswa memerlukan switch mental dari proses pemikiran reproduktif dan konvergen ke proses pemikiran divergen dan imajinatif.
            Tugas atau kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemikiran dan sikap kreatif menuntut cara dan sikap belajar yang berbeda lebih beas, tebuka dan tertantang untuk berperan serta secara aktif dengan memberanikan diri dan senang memberikan gagasan sebanyak mungkin.
            Pemanasan dapat di lakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa, seperti “Apa saja yang membuat kamu merasa senang?”, “Apa yang kamu sukai di sekolah?” “Dan apa yang kamu tidak sukai?”. Cara lain yang berhasil guna adalah dengan mendorong siswa mengajukan pertanyaan terhadap suatu masalah, misalnya alasan sering terjadinya perkelahian antara siswa/
            Berpikir divergen dapat pula dirangsang dengan mengajukan pertanyaan yang mendorong ungkapan pikiran dan perasaan yang berakhir terbuka (open-ended thoughts and feelings), seperti :
1.     Andai kata…….
Andai kata tidak pernah hujan, apa akibatnya?
Andai kata semua siswa sama pandainya, apa yang akan terjadi?
2.     Dapatkah memberikan judul lain untuk suatu cerita, sajak, atau lukisan?
3.     Dapatkah menyelesaikan gambar, bentuk, atau cerita yang belum selesai?
4.     Bagaimana dapat memperbaiki buku pelajaran, bangku sekolah, tas, sepatu, ruang kelas. Halaman sekolah?
5.     Dapatkah memiikirkan penggunaan baru untuk benda sehari-hari, misalnya kapur, pensi, bola tenis?
Dengan memberikan pertanyaan pemanasan seperti ini siswa menjadi lebih terbuka dan siap untuk teknik-teknik kreatif.

     2.    Pemikiran dan Perasaan Terbuka
Menurut Munandar (1992) cara yang paling sederhana untuk merangsang pemikiran kreatif ialah dengan mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban sebagai ungkapan pikiran dan perasaan, serta dengan membantu siswa mengajukan pertanyaan. Sebelumnya telah ditekankan betapa pentingnya seorang guru anak berbakat mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan menantang (provokatif) unuk membentangkan imajinasi dan cakrawala mental anak. Beriku ini dikemukakan contoh-contoh kegiatan pemikiran dan perasaan terbuka.
a.       Menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai
Anak diminta memikirkan dan membuat beberapa macam penyelesaian terhadap gambar, bentuk, atau cerita yang telah dimulai.
Contoh : Kepada para siswa berbakat kelas III dan Kelas IV dari beberapa seklah dasar di Jakarta dan Cianjur telah diberikan tugas-tugas, seperti: “Andaikan kamu yang menjadi guru, apa yang akan kau lakukan? Tulislah atau kemukakan (secara lisan) semua hal yang akan kau lakukan, jika kamu yang menjadi guru. Berikan sebanyak mungkin jawaban”.
Kata-kata “berikan sebanyak mungkin jawaban” mendorong anak untuk berpikir divergen, untuk tidak puas dengan hanya memberikan satu atau dua jawaban. Tugas-tugas semacam ini tentu saja dapat di berikan kepada semua siswa (tidak terbatas pada yang berbakat).
Jawaban-jawaban siswa yang diperoleh antara lain:
·     “Mengajak muridku bertamasya ke tempat bersejarah.”
·     “Saya akan menerangkan pelajaran dengan baik.”
·     “Memberi nasihat dan memberi tahu tentang sikap – sikap yang baik.”
·     “Tidak terlalu kasar bila sedang marah.”
·     “Mengadakan pameran dari hasil karya murid.”
·     “Jika ulangan saya beri soal yang susah.”
Tugas ini kecuali merangsang pemikiran kreatif siswa, juga memungkina guru mengenal siswanya lebih baik, serta bagaimana siswa melihat gurunya. Untuk mendapatkan jawaban yang spontan dan jujur dari siswa, perlu ada hubungan yang terbuka antara guru dan siswa.
Contoh lain : Hal-hal yang dapat memebantu untuk belajar lebih baik/.
“Apa yang dapat kau lakukan agar dapat belajar lebih baik, dapat belajar lebih cepat, dan dapat mencapai angka lebih tinggi? Apa yang dapat kau lakukan di sekolah, di rumah, di perpustakaan? Bagaimana orang tuamu dapat membantu, agar kau dapat belajar lebih mudah dan lebih baik? Tulislah (atau kemukakan) semua hal yang dapat kau lakukan.?”
Dari para siswa diperoleh jawaban antara lain”
·     “Saya akan belajar lebih teliti, sungguh-sungguh dan tertib.”
·     “Mengurangi waktu santai (lihat televise, video dan sebagainya).”
·     “Orang tua perlu membantu siswa dalam belajar.”
Ada siswa yang menjawa : “Orang tua membiarkan saja”
Dari jawaban-jawaban anak terkesan kebanyakan orang tua hanya memberi perintah, larangan, dan hukuman, tetapi kurang ikut serta membantu anak dalam belajar.
Jelaslah, tugas-tugas semacam ini kecuali bermanfaat bagi siswa, bermanfaat pula baik bagi guru maupun orang tua, yaitu membantu menyadair kekurangan atau kelemahan pendidik dari sudut pandang anak didik.
b.      Mencari penggunaan baru dari benda sehari-hari
Anak dirangsang untuk berpikir kreatif dalam mencari penggunaan baru yang tidak lazim dari benda sehari-hari. Contoh : “selain untuk menulis. Untuk apa saja pensi dapat digunakan?”
Disini diperoleh aneka ragam jawaban dari siswa, yang satu lebih orisinal daripada yang lain, seperti : “Untuk dipakai sebagai penggaris, untuk membuat lubang-lubang pada kertas, untuk chopstick .” , dan sebagainya.
Kepada anak-anak berbakat kelas II dan kelas IVsekolah dasar telah di beri tugas: “Untuk apa saja kardus bekas sepatu dapat digunakan?”
Kemudian setelah mengungkapkan gagasan-gagasan mereka diminta untuk mempraktekan membuat sesuatu dari kardus bekas sepatu atau dari kardus lainnya. Kegiatan ini dapat dikaitkan dengan prakarya.
c.       Meningkatkan atau memperbaiki suatu produk suatu benda
Berpikir kreatif dapat dilatih dengan meminta anak memikirkan bagaiman suatu benda atau suatu produk dapat diperbaiki sehingga lebih bermanfaat, atau dapat dapat di tingkatkan kegunaannya.
Contoh : Bagaimana, apa yang dapat dilakukan agar buku pelajaran siswa menjadi lebih baik? Bagaimana kita dapat meningkatkan penggunaan bangku sekolah, tas sekolah, kotak pensil dan sebagainya.


II.           Daftar Pustaka

Munandar, S.C.U. (2002). Kreativitas dan Keterbakatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT Grasindo.
Desember 28, 2017   Posted by Isnaini Asri with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search